Sahabat Yang Tak Dikenal



                                               
Sahabat Yang Tak Di Kenal
           
“ laena...!!” panggil Ibu Ira kepada anaknya yang tengah asyik di depan laptop.
 “ Laenaaaa!! “ panggil ibunya dengan nada yang lebih tinggi lagi akan tetapi laena masih saja duduk di depan laptop seakan-akan tubuhnya tertempel oleh sebuah lem yang kuat. Kemudian dengan sedikit kesal ibu menghampiri laena ke dalam kamarnya. “ hmm pantes tidak mendengar panggilan ibu “ sambil tangannya melepas airphone yang menempel di telinga Laena, sontak saja Laena kaget dengan kedatangan  ibunya. “ ada apa bu..?” tanya Laena dengan heran.
            “ dari tadi ibu panggil,  ibu mau suruh kamu pergi beli garam di kios pak Adi “ sambil menghela nafas melihat tingkah laku anaknya.  akan tetapi Laena sedikit merasa aneh dengan keadaan rumahnya, sepi tidak seperti biasanya. Tapi dia tidak tahu letak keanehannya, dia hanya merasa ada sesuatu yang berubah dengan dunia ini. Laena mulai melangkahkan kakinya keluar kamar untuk membeli garam tiba-tiba dia mendengar suara tangis yang samar-samar di kamarnya. Sehingga dengan cepat dia menghampiri ibunya di dapur.
 “ ibu..ibu..!!” panggil Laena dengan raut wajah yang cemas.
 “ iya kenapa nak..” dengan menoleh ke belakang di tengah-tengah kesibukannya memasak.
“ tadi pas di kamar aku dengar ada suara orang nangis, apakah itu Aisya bu?”
 “ aisya? Adekmu kan pergi sekolah, dia tidak di sini “ jawab ibu dengan mengerenyitkan kening.
 “ lalu suara tangis siapa yang aku dengar tadi di kamar?” tanya Laena yang mulai merasa takut dan merinding.
  “ itu mungkin hanya perasaanmu nak.., atau suaranya berasal dari laptopmu, tadi ibu lihat kamu lagi nonton, mungkin laptopnya belum di matiin” jawab ibu sambil memotong wortel.
 “ ah..iya bu tadi aku lupa stop film di laptop hehe” sahut Laena dengan sedikit tertawa sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal untuk menahan malu. Ibunya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku Laena.
                        Di perjalanan pulang Laena masih memikirkan suara tangisan itu, dia merasa bahwa suara itu tidak berasal dari film yang dia putar karena, film tersebut adalah film action. Dia terus memikirkannya sehingga membuat bulu kuduknya merinding.
 Ketika dia berada di depan rumahnya tiba-tiba dia menemukan gadis yang sebaya dengannya yang sedang menangis begitu saja di depan rumah dan suara itu mirip dengan suara yang Laena dengar di kamarnya tadi. Laena lansung menghampiri gadis itu dengan sedikit ragu.
 “ maaf ya.. kalau boleh tahu kenapa kamu menangis?” tanya Laena kepada gadis itu yang masih menyembunyikan wajahnya dengan tangannya dan terus menangis. Laena menjadi kasihan dan penasaran dengan apa yang terjadi sama gadis ini walaupun dia sedikit takut Laena mencoba menghampiri gadis itu. Karena dia pikir gadis itu adalah kuntilanak tapi tidak mungkin ada kuntilanak yang memakai jilbab. Kemudian Laena duduk di sampingnya, sambil berkata.
 “ tidak baik seorang perempuan menangis di tempat terbuka seperti ini, lebih baik ikut aku masuk ke dalam rumah. Kamu bisa cerita apa yang terjadi denganmu, walaupun kita belum kenal, siapa tahu aku dan keluargaku bisa membantumu”. Mendengar Laena berkata seperti itu, gadis itu mengangkat wajahnya dan Laena pun terkejut melihat wajah gadis tersebut karena ternyata gadis itu sangat cantik. Dengan mata yang berbentuk daun, bola mata yang indah berwarna hitam pekat namun pandangannya sangat jernih dan teduh walaupun di banjiri air mata. Wajah yang bulat, dan kulit putih yang sangat bersih bahkan lebih bersih dari susu. Terlebih lagi kecantikannya semakin bersinar karena pakainnya yang putih nan indah seperti putri bukan itu saja ,jilbab putih yang dia pakai juga membuatnya lebih terlihat anggun. Sehingga Laena bertanya-tanya dalam hatinya.
“apakah dia ini Bidadari yang jatuh dari surga? Ah..! kok aku jadi gombal ya.kayak lagunya coboy junior saja, kau bidadari jatuh dari surga di hadapanku eya.... haha “. Tiba-tiba gadis itu memecahkan lamunan Laena dengan memegang tangan Laena lalu berkata.
 “ iya aku ikut denganmu” jawab gadis itu dengan suara halus dan lembut sehingga membuat Laena terkesima apakah dia ini manusia atau bidadari karena baru kali ini dia melihat gadis yang sempurna seperti ini.
“ jika aku saja yang perempuan takjub melihat gadis ini , bagaimana dengan kaum adam ya..? apa mungkin dia kabur dari rumahnya karena mau di jodohkan atau karena terlalu banyak laki-laki yang mengejarnya? Ah...kayak ayam saja di kejar-kejar lebih baik aku tanyakan langsung kepadanya nanti apa yang membuatnya nangis seperti ini” kata Laena dalam hatinya sambil dia mengajak gadis itu masuk dan bertemu ibunya. Kemudian Laena menuju ke dapur untuk memberikan ibunya garam dan sekalian memberitahu kalau dia membawa tamu ke dalam rumah.
            “ bu tadi aku bertemu sama cewek nangis di depan rumah dan sekarang aku membawanya ke ruang tamu . Aku kasihan bu.., tidak apa-apakan? “  tanya Laena sambil memberikan garam yang dia beli.
 “ iya.., kamu perlakukan dia dengan yang baik, mungkin dia sedang ada masalah rumit sehingga membuatnya nangis seperti itu, ibu akan menyusul setelah menyiapkannya minuman dan makanan “ jawab ibu tersenyum sambil membelai kepala anaknya yang beraut cemas. Kemudian Laena menghampiri gadis itu dan tanpa basa-basi dia bertanya kepada gadis itu apa masalah yang sedang dia hadapi sehingga membuatnya nangis seperti.
 “ kamu kenapa sehingga kamu menangis seperti ini?” tanya Laena denga raut wajah sedih.
“ aku di tinggal oleh sahabatku yang sudah menjadi bagian dari diriku. Dia sekarang sudah lupa sama aku. Aku selalu menenangkan hatinya ketika dia ada masalah, melindunginya ketika dia dalam bahaya tapi dia malah lebih memperhatikan yang lainnya. Dia melupakanku..” jawab gadis itu dengan terisak-isak.
 “ memangnya sahabatmu laki-laki atau perempuan?” tanya Laena dengan penuh rasa penasaran.
 “ perempuan, aku sangat kecewa sama dia, dia mengabaikanku jangankan dia mau menyapaku, melihatku pun dia tidak mau, padahal aku akan selalu setia menemaninya sampai dia mati karena kita adalah satu. Aku berniat untuk pergi meninggalkannya “ . jawab gadis itu sambil menghapus air matanya.
 “ tega sekali sahabatmu itu, seharusnya dia bersyukur mendapatkan sahabat yang sangat baik seperti kamu. Kalau aku jadi dia aku tidak akan pernah mengabaikanmu, tapi kamu sedikit berlebihan masa kamu akan menemani sahabatmu sampai dia masuk ke liang lahat? Haha. Emangnya kamu mau satu kuburan sama sahabatmu itu? Bagaimana kalau kamu meninggal duluan? Atau kalau dia meninggal duluan apa kamu mau di kubur hidup-hidup?” kata Laena menggoda gadis itu sehingga membuatnya tersenyum.
 “ Laena.. temanmu lagi bersedih kok kamu malah tertawa?” tegur ibunya dari belakang sambil membawa minuman dan kue untuk gadis itu.
 “ ibu..?? ibu cantik sekali..dari mana ibu mendapatkan baju yang seindah itu? Terus dalam rangka apa ibu berpakaian seperti ini?” tanya Laena dengan sedikit heran campur senang. Akan tetapi ibunya tidak menjawab apa-apa dia hanya tersenyum sambil menyuguhkan makanan.
 “ ah.. jangan-jangan mau menyambut ayah pulang kerja dari luar kota ya..? makanya berdandan secantik ini. Cie...ibu” kata Laena menggoda ibunya, namun ibunya tetap tidak mengatakan apa-apa dia hanya mencubit pipi anaknya dengan gemas kemudian pamit ke gadis itu untuk kembali ke dapur.
 “ ibumu sangat cantik menggunakan pakaian itu, kalau bukan karena aku ibumu tidak akan bisa berpakaian seperti itu, masa kamu tega melepaskan pakaian itu dari ibumu Laena?”  tanya gadis itu dengan tatapan yang tajam.
 “ kamu tahu namaku? Dari mana kamu tahu namaku? Kita kan belum kenalan atau apakah kita sudah saling kenal?” tanya Laena dengan perasaan terkejut dan gelisah.
   kita bukan kenal lagi tapi kita adalah satu. Karena kamu mengabaikanku jadi kamu tidak mengenali aku ini siapa” jawab gadis itu. Laena pun semakin heran dan tiba dia merasa sedih dan terus memandang wajah gadis itu dengan lekat.
 “ jangan-jangan sahabat yang kamu maksud itu aku?” tanya Laena dengan perasaan sesak.
 “ iya itu kamu, aku datang ke sini karena aku mau pamit pergi dari kamu. Aku harap kamu menyadarinya “ jawab gadis itu mulai menitikkan air mata. Tidak terasa Laena mulai meneteskan air mata, secara perlahan-lahan dia mulai tahu siapa gadis itu. Dia mulai memperhatikan setiap lekuk wajah gadis itu, dan tiba-tiba Laena memegang tangan gadis itu dengan erat.
 “ jangan pergi! Ku mohon jangan tinggalkan aku! Maafkan aku.. “  pinta Laena dengan menangis terisak-isak. Gadis itu mulai berdiri dan mengajak Laena ke depan cermin.
 “ lihatlah dirimu yang sekarang..!, karena kamu sudah mengabaikan dan melupakanku kamu tidak mengenal dirimu sendiri, kamu tidak mengenalku bahwa aku adalah kamu juga” kata gadis itu.
 “ kamu benar wajah kita sama tapi aku tidak mengenal diriku sendiri, aku lebih kurus dan hitam di banding kamu padahal kita sama dan kita satu, jadi jangan tinggalkan aku. Aku akan memperbaiki semuanya.” Jawab Laena sambil menangis terisak-isak di depan cermin, lalu gadis itu mulai melepaskan tangan Laena. Dan  melangkahkan kakinya dengan pelan, gadis itu mulai meninggalkan Laena yang masih terpaku di depan cermin.
 “ ku mohon jangan pergi,..! jangan tinggalkan aku “  teriak laena sambil menangis kemudian dia memanggil ibunya untuk menahan gadis itu. Ketika ibunya datang laena kaget karena pakaian bagus yang di pakai ibunya berganti menjadi pakaian jelek dan kotor. Wajah ibunya terlihat tua , kusam dan keriput. Laena langsung mengejar gadis itu sambil mengatakan “ jangan pergi..!jangan pergi ! maafkan aku..! “
  “ laena..laena bangun nak..shalat subuh!” suara itu membangunkan Laena dari mimpi buruknya. Ketika dia bangun, dia masih merasakan air matanya menetes, mimpinya tadi seperti nyata.
 “ kamu mimpi apa nak..? kok sampai mengigau bilang jangan pergi sambil menangis. Lihat bantalmu basah gara-gara air matamu itu” . kata  ibunya dengan cemas. Tiba-tiba Laena langsung memeluk ibunya sambil berkata.
 “ ibu hafalanku..bu.., hafalanku” sambil menangis tersiak-isak
 “ kenapa dengan hafalanmu nak..kamu mimpi apa?” tanya ibunya dengan cemas.
 “ katanya dia mau pergi, gara-gara aku tidak pernah muraja’ah, selain wajah ibu menjadi kerut, hitam dan kusam setelah dia mengambil baju yang di pakai sama ibu” cerita Laena kepada ibunya.
 “ makanya sekarang kamu harus tetap mengulangi hafalanmu walaupun kamu sibuk dengan tugas kuliahmu, karena hafalan itu adalah sebuah nikmat yang tidak semua manusia bisa mendapatkannya. Karena hafalanmu banyak yang hilang maka baju kehormatan buat ibu dan ayah di akhirat nanti di cabut olehnya. Apakah di akhirat nanti kamu mau melihat ibu seperti di dalam mimpimu itu? “ kata ibunya dengan lemah lembut sambil membelai Laena.
 “ tidak bu.., aku janji aku akan rajin mengulang hafalanku sekarang, aku akan berusaha mengatur waktuku dan mengurangi hal-hal yang menyebabkan hafalanku hilang” jawab Laena yang masih dalam keadaan sedih.

Komentar